Bagi sebagian orang, pergi ke coffee shop adalah sebuah gaya hidup hedon yang tidak sehat. Hm ... kalau tahu bahwa banyak yang ke coffee shop untuk membaca buku atau melakukan kegiatan produktif, apa reaksi mereka ya?
Keberadaan kedai kopi modern memang sering dipandang sinis.
“Sok-sokan ngopi,” kata mereka.
“Buang uang tapi nabung gula di badan,” kata yang lain.
“Mamam tuh gaya! Kena diabetes baru tau!”
Aduh, aduh. Sebagai orang yang sering ke kedai kopi, Ada Resensi cuma bisa menarik napas panjang ketika membaca komentar-komentar itu di konten seorang influencer.
Kalau tentang “nabung gula” dan kena diabetes mah, pola makan sehari-hari di rumah juga bisa jadi penyebab.
Artikel “Nasi Putih, Ketahui Kandungan dan Fungsinya bagi Tubuh” yang ditinjau oleh dr. Sienny Agustin menyebutkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak nasi putih berisiko terkena diabetes tipe 2.
Nah lho! Padahal kebanyakan orang Indonesia kan merasa belum makan kalau belum makan nasi, dan biasanya itu adalah nasi putih.
Coffee shop di Bandung dan beberapa kota lain yang pernah Ada Resensi datangi, umumnya menyediakan minuman kopi dan nonkopi (teh, jus buah, wedang jahe, dan sebagainya).
Kalau tidak suka manis, tinggal bilang no sugar atau less sugar ketika memesan minuman.
Coffee shop umum dikenal sebagai tempat nongkrong, mampir istirahat sepulang dari kantor, atau ngobrol dengan teman. Tentunya sambil ngopi-ngopi cantik.
Namun, kedai kopi juga bisa digunakan untuk melakukan berbagai hal positif dan produktif.
Berikut ini kegiatan positif dan produktif yang sering Ada Resensu temukan di coffee shop.
Mungkin aneh ya, membaca buku kok di kedai kopi. Tapi itulah kenyataannya. Apalagi sekarang ini mulai banyak book cafe atau book library di berbagai kota. Menjadi oase tersendiri bagi mereka yang hobi membaca buku.
Coffee shop biasa (yang tidak khusus sebagai book cafe) juga ada yang menyediakan buku untuk dibaca.
Berikut ini beberapa alasan mengapa orang senang membaca buku di coffee shop.
Yang dimaksud tenang di sini adalah dapat membaca buku tanpa terganggu sales door to door, peminta sumbangan dari negeri antah berantah, tetangga yang tiba-tiba bertamu, dan sebagainya.
Suasana ramai di sekitar bukanlah suatu masalah. Buku yang terbuka di hadapan lebih menarik.
“Buang uang tapi nabung gula di badan,” kata yang lain.
“Mamam tuh gaya! Kena diabetes baru tau!”
Aduh, aduh. Sebagai orang yang sering ke kedai kopi, Ada Resensi cuma bisa menarik napas panjang ketika membaca komentar-komentar itu di konten seorang influencer.
Kalau tentang “nabung gula” dan kena diabetes mah, pola makan sehari-hari di rumah juga bisa jadi penyebab.
Artikel “Nasi Putih, Ketahui Kandungan dan Fungsinya bagi Tubuh” yang ditinjau oleh dr. Sienny Agustin menyebutkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak nasi putih berisiko terkena diabetes tipe 2.
Nah lho! Padahal kebanyakan orang Indonesia kan merasa belum makan kalau belum makan nasi, dan biasanya itu adalah nasi putih.
Coffee shop di Bandung dan beberapa kota lain yang pernah Ada Resensi datangi, umumnya menyediakan minuman kopi dan nonkopi (teh, jus buah, wedang jahe, dan sebagainya).
Kalau tidak suka manis, tinggal bilang no sugar atau less sugar ketika memesan minuman.
Di Coffee Shop Bisa Apa?
Tempat yang nyaman dan kondusif untuk membaca buku. |
Coffee shop umum dikenal sebagai tempat nongkrong, mampir istirahat sepulang dari kantor, atau ngobrol dengan teman. Tentunya sambil ngopi-ngopi cantik.
Namun, kedai kopi juga bisa digunakan untuk melakukan berbagai hal positif dan produktif.
Berikut ini kegiatan positif dan produktif yang sering Ada Resensu temukan di coffee shop.
- Bekerja
Di sebuah coffee shop Ada Resensi pernah bersebelahan meja dengan seorang programmer yang sedang sibuk bekerja.
Di kedai kopi lain pernah pula duduk di seberang meja yang ditempati oleh content writer, SEO specialist, serta pekerja kreatif dan freelancer lainnya. - Meeting
Banyak pula yang terlihat mojok seorang diri di coffee shop, padahal sedang online meeting. Ada juga yang datang berombongan untuk meeting dengan tim kerjanya.
Ada Resensi pernah duduk di meja sebelah seorang bapak yang mengenakan baju kaus berkerah, celana pendek, dan sandal jepit. Iseng menyimak, eh ternyata beliau sedang meeting membahas rencana pemasaran suatu tempat wisata. - Mengerjakan tugas
Banyaknya kedai kopi dengan harga mahasiswa sangat membantu mereka untuk nugas. Mulai dari kerja kelompok, membuat makalah, sampai melukis. Yoi, melukis. Biasanya ini anak-anak Seni Rupa. - Membaca
Ada yang sengaja membawa buku sendiri, ada yang memilih membaca buku yang tersedia di kedai kopi.
Alasan Membaca Buku di Coffee Shop
Menikmati buku dan kopi. |
Mungkin aneh ya, membaca buku kok di kedai kopi. Tapi itulah kenyataannya. Apalagi sekarang ini mulai banyak book cafe atau book library di berbagai kota. Menjadi oase tersendiri bagi mereka yang hobi membaca buku.
Coffee shop biasa (yang tidak khusus sebagai book cafe) juga ada yang menyediakan buku untuk dibaca.
Berikut ini beberapa alasan mengapa orang senang membaca buku di coffee shop.
1. Tenang
Tenang di sini bukan dalam artian sunyi senyap tanpa suara apa pun. Kebanyakan kedai kopi malah selalu memutar musik.Yang dimaksud tenang di sini adalah dapat membaca buku tanpa terganggu sales door to door, peminta sumbangan dari negeri antah berantah, tetangga yang tiba-tiba bertamu, dan sebagainya.
Suasana ramai di sekitar bukanlah suatu masalah. Buku yang terbuka di hadapan lebih menarik.
2. Variasi buku
Ini terutama di book cafe atau library cafe. Tersedia beragam buku yang bisa kita baca di sana.Jumlah koleksi bukunya beragam. Dari ratusan buku saja sampai puluhan ribu buku. Di Bandung, misalnya, ada Encykoffie di kawasan Cihapit yang menyediakan 75.000 buku.
Asyik banget nggak tuh? Bisa betah baca buku sampai cafe tutup!
Di kedai kopi kita bisa membaca sambil menikmati kopi atau teh, bisa juga sambil menyantap makanan. Tentu saja, makanan dan minuman tersebut harus kita bayar.
Jika lebih suka tanpa AC dan tidak masalah dengan asap rokok, tersedia area outdoor.
Di library cafe, suasana nyaman ini plus dengan suasana kondusif untuk membaca buku. Bukan tidak mungkin kita juga akan menemukan inspirasi usaha dari membaca buku.
Rak-rak estetik berisi beragam buku, musik yang mengalun tenang, dan orang-orang di sekitar yang juga sedang asyik membaca buku.
Kondusif sekali, bukan? Rasanya seperti menemukan habitat yang tepat.
Interior coffee shop biasanya didesain estetik dan instagramable. Di book cafe, rak-rak buku juga menjadi sudut foto yang menarik.
Siapa tahu setelah melihat konten yang kita unggah di media sosial, banyak orang lain yang juga tertarik untuk membaca buku di sana.
Selain melariskan coffee shop favorit, kita juga ikut andil dalam menyebarkan kesenangan membaca.
Membaca buku di coffee shop juga cukup ampuh lho untuk mengusir kantuk dan malas yang sering tiba-tiba menyerang.
Terkait hal tersebut, yuk ketahui penyebab Mengapa Mengantuk Saat Membaca Buku dalam artikel berikutnya.
Asyik banget nggak tuh? Bisa betah baca buku sampai cafe tutup!
3. Bisa makan dan minum
Perpustakaan umumnya melarang pengunjung untuk makan dan minum di dalam perpustakaan. Nah, ini berbeda dengan coffee shop.Di kedai kopi kita bisa membaca sambil menikmati kopi atau teh, bisa juga sambil menyantap makanan. Tentu saja, makanan dan minuman tersebut harus kita bayar.
4. Suasana kondusif
Coffee shop menawarkan suasana yang nyaman bagi pengunjungnya. Jika suka tempat yang adem tanpa asap rokok, silakan duduk membaca buku di area indoor.Jika lebih suka tanpa AC dan tidak masalah dengan asap rokok, tersedia area outdoor.
Di library cafe, suasana nyaman ini plus dengan suasana kondusif untuk membaca buku. Bukan tidak mungkin kita juga akan menemukan inspirasi usaha dari membaca buku.
Rak-rak estetik berisi beragam buku, musik yang mengalun tenang, dan orang-orang di sekitar yang juga sedang asyik membaca buku.
Kondusif sekali, bukan? Rasanya seperti menemukan habitat yang tepat.
5. Konten
Membaca buku sekaligus membuat konten di coffee shop? Boleh-boleh saja.Interior coffee shop biasanya didesain estetik dan instagramable. Di book cafe, rak-rak buku juga menjadi sudut foto yang menarik.
Siapa tahu setelah melihat konten yang kita unggah di media sosial, banyak orang lain yang juga tertarik untuk membaca buku di sana.
Selain melariskan coffee shop favorit, kita juga ikut andil dalam menyebarkan kesenangan membaca.
Penutup
Banyak tempat asyik untuk membaca buku yang bisa menjadi pilihan, di antaranya adalah coffee shop.Membaca buku di coffee shop juga cukup ampuh lho untuk mengusir kantuk dan malas yang sering tiba-tiba menyerang.
Terkait hal tersebut, yuk ketahui penyebab Mengapa Mengantuk Saat Membaca Buku dalam artikel berikutnya.
Referensi
Alodokter. https://www.alodokter.com/nutrisi-dan-kalori-nasi-putih-serta-fungsinya-bagi-tubuh
Terima kasih sudah mampir membaca.
BalasHapusDi Cihapit, di dalem pasarnya ada loh los sewa buku, bisa baca-baca juga di situ sampai tutup. Ada komunitas juga yg sering diskusi.
BalasHapusMemang sebenernya coffee shop bisa multi fungsi jadi co-working space sih.
Tapi ada juga yg engga dilengkapi wi-fi. Emang peraturannya di situ harus baca buku doang. Kalau ga salah Rumah Buku, di Hegarmanah...
Saya kalau lagi bosan nulis di rumah atau buntu ide, pasti ngungsi ke salah satu coffee shop langganan yang masih dalam lingkungan kompleks rumah. Sering banget ngobrol sama si pemilik sampe suasana hati cerah dan bikin semangat lagi untuk nulis. Nyaman tempatnya buat kerja sambil ngopi dan makan berat atau cuma menikmati camilan aja.
BalasHapusSaya termasuk orang yang gak bisa baca buku, apalagi kerja di coffee shop
BalasHapusCuma bisa bingung waktu baca tentang J. K. Rowling. yang nulis Harry Potter di tissue resto
Hehehe soal kebiasaan mungkin ya? Saya cuma bisa ngerjain kegiatan tersebut di atas, di rumah. Bisa jumpalitan, bisa bobo sebentar, dst.... :D
Orang yang komen karena melihat aktivitas orang lain, menurut saya, itu karena sirik saja. Pengin tuh, tapi ga bisa hahaha.
BalasHapusDan ke orang ke Coffe Shop, pasti ada tujuannya juga, termasuk untuk membaca buku. pulang-pulang kan, dapat pengetahuan baru juga.
Kalau saya bukan di coffee shop yang khusus sih, tapi di sebuah resto cepat saji yang nyaman.
BalasHapusBiasanya saya ngetik di sana, emang paling nyaman sih, biar kata musiknya keras, tapi lebih baik ketimbang di rumah ga ada musik tapi anak-anak jejeritan.
Harusnya bisa gunakan waktu mereka ke sekolah, tapi biasanya saya kedistrak kerjaan lain, hahaha
Yang poin kelima memang hal lumrah buat jaman now, karena kan interior maupun eksterior yang mendukung, jadi lokasi asik juga sekalian buat bikin konten
BalasHapusNah iya, kalau pesennya kopi bisa pilih no sugar atau less sugar. Kayak aku yang sudah ngurangin gula juga gitu. Coffe Shop sudah membudaya ga cuma karena orang pengin beli secangkir kopi saja tapi juga beraktivitas lainnya seperti membaca
BalasHapusBaca buku di Coffee Shop tuh emang asyik sih. Pernah nemanin sahabatku yang lagi ngerjain tugas di Coffee Shop. Dan aku sambil baca buku di sana. Tugas dia kelar, aku bisa refreshing.
BalasHapusHihihi.. akutu baca buku kalo lagi menunggu.
BalasHapusKalo nunggunya pas di cafe, yaa.. seneng banget. Apalagi fokusku ke buku, bukan kepo ke aktivitas orang lain.
Suka ga nyaman juga kalo diliatin kaan.. padahal mungkin maksudnya bukan giving attention, tapi yaa.. itu, membunuh rasa bosan.
Ke cafe sambil baca buku, hayuukkk~
Dulu waktu di semarang pernah beberapa kali ke cafe buku kalau suntuk ngerjain tugas di kosan. Lumayan lah sepi dan bisa bebas cari posisinya yang enak.
BalasHapusSebagai pekerja dengan skema WFH, aku sering datang ke coffee shop untuk bekerja. Suasananya nyaman dan tenang, ada meja dan kursi proper, ada colokan dan wifi, bisa makan dan ngopi. Tentu selektif ya, nggak memilih coffee shop besar yang ramai.
BalasHapusSoal gula, monmaap, banyak peminum kopi di coffee shop yang ngopi tanpa gula. Situ? Tiap ke warteg minumnya es teh manis wkwkwk.
Dan nggak usah nyinyirin kami yang hobi ke coffee shop. Kami punya uang, ini cara kami untuk tetap waras. Ya masak kami laptopan sambil panas-panasan di warung soto.