Hijab for Sisters

Pilih Membaca Buku Apa: Best Seller atau Pemenang Lomba?

Pilih membaca buku apa?

Meski ada pilihan berbelanja buku secara online, datang ke toko buku memberi kebahagiaan tersendiri. Lebih-lebih bagi mereka yang memang senang membaca buku.

Begitu masuk ke toko buku dan melihat langsung ribuan buku tertata rapi di sana sungguh merupakan sensasi tersendiri.

Kalau sudah jelas akan membeli buku apa, bisa langsung mencari buku tersebut. Kalau belum ada buku yang diincar secara khusus, maka berjalan-jalan di toko buku menjadi jalan ninja.

Ada Resensi sih seringnya yang kedua. Jalan-jalan keliling toko buku. Cuci mata melihat buku-buku cakep yang terpajang di sana.

Kemungkinannya hanya dua: nggak jadi beli karena bingung buku-bukunya bagus semua atau kalap memborong buku. Hehe.... Atau ada kemungkinan ketiga?

Display Buku di Toko

Di tengah belantara buku yang ada di toko, setidaknya ada dua bagian yang sering mendapat perhatian khusus dari pihak toko. Tujuannya tentu saja untuk menggaet pembeli.

Yang pertama adalah rak buku baru (new arrival). Buku-buku yang ada di sini adalah buku-buku yang baru terbit dan masuk ke toko. Usia suatu buku di sini tidak lama, karena buku baru lainnya akan terus datang.

Kalau sudah habis usia “new arrival”, posisi buku selanjutnya tergantung pada bagaimana penjualannya. Apakah buku tersebut laris manis? Atau malah tidak ada yang membeli?

Yang kedua adalah rak buku best seller, buku laris, atau buku rekomendasi. Buku-buku best seller malah sering di-display istimewa.

Bagi seorang penulis buku, melihat bukunya berada di jajaran ini pastilah sangat bahagia. Tidak mudah untuk sampai ke jajaran best seller mengingat banyaknya buku yang berada di toko.

Selain dua macam display khusus tersebut, ada satu macam lagi yang membetot perhatian. Satu rak khusus berisi buku-buku karya seorang penulis. Yang sering Ada Resensi temukan di toko buku adalah deretan karya Tere Liye, juga karya Lexie Xu.

Tapi ini khusus untuk karya penulis produktif dan laris. Dua syarat itu harus terpenuhi sekaligus. Kalau produktif saja tapi tidak laris ya tidak bisa dipajang begitu.

Pilihan Membaca Buku

Membaca buku
Ada banyak buku untuk dibaca.

Display yang cantik di toko buku memang untuk menarik perhatian. Namun, keputusan untuk membeli atau tidaknya tetap ditentukan oleh konsumen dan isi dompet masing-masing.

Ada banyak buku yang bisa dipilih untuk dibeli dan dibaca. Berikut ini beberapa alasan untuk memilih membaca buku tertentu.

1. Nama penulisnya

Tak bisa dimungkiri, nama penulis menjadi salah satu daya tarik yang membuat seseorang memutuskan untuk membeli dan atau membaca suatu buku.

Penulis buku-buku best seller atau penulisnya orang (atau akun) terkenal, misalnya. Atau meskipun bukan best seller, tapi si penulis adalah idolanya.

Untuk buku nonfiksi, nama penulis sekaligus menjadi jaminan keahlian dan kredibilitasnya dalam bidang yang ia tulis.
 

2. Penerbitnya

Diterbitkan oleh penerbit apa juga menjadi menjadi alasan seseorang membaca atau tidak membaca buku tertentu.

Penerbit X misalnya, dikenal melakukan seleksi yang ketat. Naskah diterjemahkan, disunting, dan didesain secara profesional. Karena sudah cocok membaca buku-buku terbitan Penerbit X, tak jarang pembaca susah pindah ke lain penerbit.
 

3. Best seller

Label “best seller” juga menjadi alasan seseorang membaca buku tertentu. Kalau buku sampai laku keras begitu, berarti banyak yang beli dan baca kan? Berarti bagus, dong! Wah, harus baca nih.

Rasanya tuh seperti kudet banget kalau sampai tidak membaca buku-buku best seller. Padahal mah, buku-buku yang bukan best seller juga banyak yang bagus, kok.

4. Juara lomba

Buku karya pemenang lomba menulis juga menjadi pilihan. Sebagai pemenang, tentu kualitas tulisannya sudah teruji, dong.

Apalagi kalau pemenang di ajang bergengsi, seperti Lomba Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Khatulistiwa Literary Awards.

Buku karya pemenang lomba yang terbitnya sudah beberapa tahun lalu saja masih banyak dicari, lho. Para pemburu buku karya juara lomba ini, antara lain adalah mereka yang akan mengikuti lomba sejenis pada tahun berikutnya.

Tujuan membaca buku karya para pemenang sebelumnya adalah untuk mencari “kisi-kisi” tentang karya seperti apa yang lebih berpeluang untuk menang.

5. Mendapat penghargaan

Buku-buku dengan label sebagai pemenang award bergengsi biasanya juga banyak dicari. Kalau buku pada poin 4 menjalani seleksi panitia dan juri sejak masih berupa naskah, beda lagi dengan buku pada poin 5 ini.

Yang mendapat penghargaan ini biasanya bukunya sudah terbit, baru kemudian diikutkan pada ajang tertentu. Di Indonesa, misalnya, ada ajang Indonesia Islamic Book Fair (IIBF).

6. Kebutuhan

Membaca buku sesuai kebutuhan
Membaca buku karena butuh.

Banyak juga yang membaca buku tertentu karena faktor kebutuhan. Nggak lihat nama penulis dan penerbitnya lagi, bodo amat juara lomba atau bukan, yang penting butuh buku itu.

Kebutuhan orang beda-beda. Bisa jadi butuh hiburan, butuh ilmunya, mencari inspirasi usaha dari membaca buku, atau yang lainnya.

7. Mendukung teman

Beruntunglah para penulis yang memiliki circle positif. Ketika buku teman terbit, bukan meminta jatah gratisan tetapi sepenuh hati mendukung.

8. Random

Di luar 7 alasan di atas, mana yang yang merupakan alasan Teman-teman memilih buku untuk dibaca? Atau mungkin alasan ke-8 adalah alasan Teman-teman, yaitu membaca buku secara random? “Kelihatannya menarik, nih. Baca, ah.” Sesederhana itu saja alasannya.

Penutup

Sampai di ujung, semoga nggak bingung ya: ini membeli buku atau membaca buku, sih? Hehe.... Logikanya, orang kan membeli buku untuk kemudian membacanya. Entah itu buku best seller atau buku random yang menarik perhatian.

Yaaah, tumpuk dulu juga boleh, sih. Kan ujung-ujungnya nanti bakal dibaca juga. Tidak masalah mau membaca buku apa dengan alasan apa. Yang menjadi masalah adalah kalau melakukan book shaming.

Apaan tuh book shaming?

Untuk tahu tentang book shaming ini, langsung saja baca artikel Membaca Buku Tanpa Book Shaming. Selamat bersenang-senang membaca, ya.

13 komentar

  1. Kalau saya biasanya beli buku karena penulisnya (misal Roald Dahl, Enid Blyton, atau J Wilson). Tapi kadang tertarik beli karena habis baca resensi buku di blog teman.

    BalasHapus
  2. Kalo saya tertarik baca buku karena penulisnya terkenal seperti Tere Liye. Biasanya karena terkesan baca novel pertama, lalu penasaran sama karya lainnya. Walau kadang dapet zonk karena nggak sebagus novel yang dibaca sebelumnya.

    BalasHapus
  3. Kalo saya biasanya tergantung selera juga sih. Buku apa aja boleh dibaca, yang penting isinya menarik dan bermanfaat, hehehe... Nongkrong di toko buku sih nggak ada obat. Apalagi bisa sambil ngemil dan ngopi 😂

    BalasHapus
  4. Saya biasanya pilih baca buku sesuai kebutuhan saat itu. Lagi pengin rileks, ya saya baca buku yang isinya ringan-ringan. Lagi butuh referensi, ya saya baca buku yang berhubungan dengan topik yang saya bahas.

    BalasHapus
  5. Kalo daku beli buku kerap kali karena nomor 3 dan 6. Meski yang paling utama memang karena kebutuhan hehe. Terlebih kalo bahasan atau bagian blurb nya mengena, nah demen dah

    BalasHapus
  6. Kalau saya beli buku ya tergantung isinya
    Sebutuhnya aja mau baca buku apa
    Nggak selalu harus yang bestseller

    BalasHapus
  7. Kalo aku sih sesuai kebutuhan. Tp aku lbh suka buku2 tentang marketing dan bisnis. Namun ya penulisnya hrs dilihat dulu. Hrs kredibel krn saat ini banyak banget penulis yg asal nulis dgn latar belakang yg kurang pengalamannya.

    Tp utk bantu teman sih wajib sih. Kalo ada temen yg bikin buku, hrs dibeli dulu tuh. Smg suatu saat kita jg bs bikin buku. Dgn harapan, teman kita melakukan hal serupa.

    BalasHapus
  8. Kalo aku, lebih ke random sih. Jadi, kalo memang judulnya menarik trus sinopsisnya juga oke, ayok aja dibaca. Hehe

    BalasHapus
  9. Kalau aku seringnya sih random. Tapi sering juga beli buku karya teman penulis yang kukenal. Suka saja dan rasanya happy bisa koleksi karya teman sendiri.

    BalasHapus
  10. kalau sudah cinta dengan penulis tertentu pasti setiap kali penulis tersebut melahirkan karya akan membuat kita penasaran. Tapi memilih buku karena resensi menarik juga...

    BalasHapus
  11. Kalo aku lebih pilih yang best seller sich. Tapi tergantung juga ya buku soal apa dulu, kalo mang menarik sich ya pasti dibaca.

    BalasHapus
  12. Salfok dengan tema yang akan dibahas selanjutnya yaitu book shaming. Istilah yang baru banget saya dengar. Biasanya kan body shaming, ya? Ini book shaming. Ditunggu di artikel selanjutnya ya mbak.

    BalasHapus
  13. saya pribadi membeli buku diantara dua pilihan,antara siapa penulisnya atau sesuai kebutuhuhan. kalo based on penulisnya, biasanya tergantung saya lagi suka buku karya siapa, itu sih yang saya beli buku selanjutnya karya dia (ini untuk novel).

    BalasHapus

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.