Membaca buku sekarang ini memang agak tersisihkan oleh gadget. Kebanyakan orang lebih suka scroll-scroll medsos untuk membaca apa pun yang melintas di sana.
Namun, bukan berarti membaca buku sudah tidak penting. Selain menambah wawasan, banyak pula yang membaca buku untuk menjaga kewarasan mental tanpa terdistraksi oleh ketikan tajam di dunia maya.
Mengenal Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan psikologis seseorang.Kesehatan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peristiwa kehidupan, faktor genetik, dan pilihan pribadi.
Kesehatan mental tidak statis tetapi dapat berubah seiring waktu. Ada banyak faktor yang berpengaruh pada kesehatan mental, termasuk faktor biologis, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan.
Jadi, bukan seperti kata sebagian orang kalau kesehatan mental itu karena kurang iman atau kurang bersyukur.
Mengutip dari artikel Kesehatan Mental di situs halodoc.com yang ditinjau oleh dr. Rizal Fadli, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab gangguan mental, di antaranya:
- Faktor genetik.
- KDRT atau kasus pelecehan lainnya.
- Cedera pada kepala.
- Kehilangan pekerjaan.
- Mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak.
- Trauma akibat kejahatan atau kecelakaan yang pernah dialami.
- Tinggal di lingkungan yang buruk.
- Kelainan senyawa kimia otak.
- Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang hubungannya sangat dekat.
- Stres berkepanjangan.
Duh, baru beberapa saja udah sebanyak itu, ya, yang bisa menjadi penyebab masalah mental health..
Kompleksnya penyebab masalah kesehatan mental ini semoga membuat kita menjadi lebih bijak. Tidak lagi gegabah mengatakan seseorang yang stres atau depresi itu karena kurang beriman atau kurang bersyukur.
Baca Juga: Literasi Digital Agar Aman Berinternet
Novel tentang Kesehatan Mental
Tema kesehatan mental cukup sering diangkat dalam buku. Foto: Pixabay. |
Kalau suka membaca buku, mungkin tahu kalau cukup banyak novel yang mengangkat tema kesehatan mental ini.
Kalau suka membaca tapi tidak tahu tentang keberadaan novel-novel ini, ya nggak apa-apa. Mungkin belum terpantau saja karena genrenya berbeda dengan genre kesukaan.
Berikut ini beberapa novel Indonesia yang mengangkat tema kesehatan mental:
1. Dan Hujan pun Berhenti
Novel karya Farida Susanty ini merupakan pemenang Khatulistiwa Literary Award 2007 untuk Kategori Penulis Muda Berbakat.Novel yang diterbitkan oleh Penerbit Grasindo ini berkisah tentang Leo yang mengalami KDRT dari orang tuanya.
2. A untuk Amanda
Novel karya Annisa Ihsani ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016.Novel setebal 264 halaman ini berkisah tentang Amanda yang selalu mendapat nilai A.
Amanda yang terlihat sempurna di mata para guru ini ternyata sudah bertahun-tahun mengikuti psikoterapi untuk mengatasi depresinya.
3. Persona
Novel Persona karya Fakhrisina Amalina ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2016.Berkisah tentang Azura yang kerap menyilet tangannya setiap kali orangtuanya bertengkar. Hiks.
4. Perempuan Itu Memilih Mengakhiri Hidupnya
Novel (tepatnya novelet) tentang depresi pada perempuan. |
Novelet setebal 40 halaman ini bisa dibaca dalam bentuk e-book di TipTip.
Berkisah tentang Sheza yang mengalami depresi karena perlakuan suaminya, disusul dengan kematian tragis kedua orangtuanya, serta tekanan lingkungan.
Membaca novel-novel bertema kesehatan mental memang bisa membuat kita merasa bertemu teman senasib. Merasa lega karena ada yang membantu kita mengungkapkan permasalahan hidup.
Bagi yang tak mengalami masalah mental health, membaca novel dengan tema tersebut bisa mengasah empati sekaligus membuka pemahaman baru.
Tidak perlu mengalami masalah mental health sendiri kan untuk memahami bahwa masalah itu benar-benar ada dan keluar dari sana tak semudah membalikkan telapak tangan?
Baca Juga: Para Penulis Ini adalah Dokter
Buku untuk Menjaga Kesehatan Mental
Buku-buku ringan yang mencerahkan hati. |
Lalu, buku apa yang bagus dibaca untuk menjaga kesehatan mental? Ada Resensi sendiri memilih membaca buku-buku ringan yang bisa membuat tersenyum dan hati menghangat.
Bukan buku humor yang diklaim lucu 100%, autongakak, atau bikin mati ketawa.
Buku-buku seperti itu kadang-kadang malah bikin emosi karena under expected alias nggak lucu. Lagi pula, Ada Resensi belum pengen mati.
Ini beberapa buku yang menurut Ada Resensi bisa bikin perasaan lebih ringan:
1. Novel
Fungsi yang paling menonjol dari novel adalah sebagai hiburan, refreshing, relaksasi.Namun, pilih-pilih genre novel yang akan dibaca. Jangan yang malah memicu stres dan menambah masalah baru.
Ada Resensi sendiri memilih menghindari novel thriller yang menampilkan adegan sadis. Mau dikata itu best seller, penulisnya ngetop, dan sebagainya, no thanks.
2. Buku humor
Bagi sebagian orang, buku humor adalah obat mujarab untuk menghilangkan lelah hati dan membuat tertawa lepas.3. Buku motivasi
Buku motivasi ini bisa dibedakan dalam motivasi umum dan yang motivasi agama.4. Kumpulan quotes
Buku Tere Liye, berisi quotes yang menghangatkan hati. |
Satu quotes umumnya hanya 1-4 baris. Pendek-pendek, mudah dipahami, dan mengena di hati.
Misalnya buku #AboutLove dan #AboutFriends karya Tere Liye.
5. Buku biografi dan autobiografi
Jenis buku ini juga bisa dipilih. Membaca perjuangan hidup orang lain, bagaimana orang lain bisa bangkit dari masalahnya, dapat menjadi penyemangat.6. Buku anak
Buku anak umumnya ceria, ringan, dan mengandung nilai-nilai kebaikan.Baca Juga: Novel tentang Anak Berkebutuhan Khusus
Atasi Kesehatan Mental
Masalah kesehatan mental bukan masalah cemen. Masalah mental ini serius, bahkan bisa merembet menjadi masalah besar di masyarakat.Secara berkala lakukan cek kesehatan mental. Ini bisa dilakukan secara online di aplikasi dan website yang kompeten dan tepercaya.
Sehatq, pijarpsikologi, dan halodoc, misalnya, menyediakan test online yang bisa diikuti secara gratis. Tujuannya untuk mengetahui gambaran tentang kondisi kesehatan mental kita.
Jika ternyata ada red flag, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Kabar baiknya, konsultasi psikiater ini juga bisa menggunakan BPJS.
Membaca buku, menulis, melakukan hobi yang disukai memang bisa menjadi katarsis untuk menjaga kewarasan. Namun, lebih baik jika bisa berkonsultasi dengan ahlinya untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.
Salam,
Ada Resensi
Untuk beberapa waktu khusus, saya sempatkan membaca buku-buku psikologis dan yang membahas tentang self improvement. Buku dengan genre seperti ini seringkali menjadi penyeimbang saat hati kita kering atau dalam kondisi yang lelah oleh berbagai sebab.
BalasHapusSetidaknya lewat buku-buku seperti ini, saya mendapatkan pencerahan dan bimbingan secara tak langsung untuk kuat dan tegar menghadapi apapun yang sedang terjadi dalam hidup. Biasanya sih setelah membaca, saya larut dalam perenungan untuk kemudian kembali lagi seperti biasa.