“Si Markonah nulis buku parenting.
Lucu banget. Nulis tuh yang lebih bermanfaatlah, misalnya tentang memulai
bisnis atau investasi saham. Lah buku parenting buat apa? Semua orang juga tahu
gimana ngasuh anak.”
Kita mulai artikel Ada Resensi kali ini dengan kalimat nyinyir bin
julid.
Hm … iya gitu semua orang tahu gimana
mengasuh anak? Iya gitu semua orang tahu bagaimana tetap waras dan bahagia di
tengah rutinitas sehari-hari?
Iya gitu semua orang ingin memulai
bisnis sendiri? Iya gitu semua orang ingin berinvestasi saham?
Iya gitu, iya gitu?
Buku Parenting Banyak Dicari
Faktanya, tidak semua orang ingin
memulai bisnis dan berinvestasi saham.
Fakta pula, banyak orang yang menikah
dan punya anak tanpa tahu apa-apa tentang ilmu parenting.
Ada juga yang tidak mau tahu, ngeyel,
bahkan taklid pada kebiasaan turun-temurun. Namun syukurlah, banyak pula yang
kemudian sadar dan langsung belajar seiring perjalanan keluarga dan tumbuh
kembang anak.
Kesadaran itu membuat buku-buku
parenting banyak diminati, baik buku parenting pernikahan maupun pengasuhan
anak.
Misalnya buku-buku yang ditulis oleh
Ayah Edy, seorang konsultan parenting dan penggagas Indonesian Strong from
Home.
Beberapa buku parenting karya Ayah
Edy adalah Mendidik Anak Tanpa Bentakan dan Teriakan, Memetakan Potensi
Unggul Anak, serta seri Ayah Edy Menjawab.
Tiga di antara banyak buku parenting karya Ayah Edy. |
Selain Ayah Edy, ada juga Meta Hanindita, penulis seri Mommyclopedia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Beliau adalah seorang dokter spesialis anak.
Baca Juga: Para Penulis Ini adalah Dokter
Masih banyak lagi penulis buku
parenting yang merupakan ahli di bidang mereka.
Pada masa kejayaan Majapahit eh media cetak, majalah Ayahbunda dan tabloid Nakita pun menjadi favorit para pasangan muda.
Buku parenting dari luar pun banyak
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu yang paling banyak
peminatnya adalah karya Maria Montessori.
Buku-buku karya dokter dan pendidik
berkebangsaan Italia ini menginspirasi banyak buku parenting di berbagai
negara, termasuk Indonesia.
Tentu saja buku yang mereka tulis itu
bukan lucu-lucuan seperti kata si julid. Mereka bukan pula sedang melakukan
sesuatu yang tidak ada gunanya.
Buku parenting ditulis agar semakin
banyak orangtua (dan calon orangtua) yang paham bagaimana mengasuh dan mendidik
anak.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
seharusnya membuat para orangtua semakin bijak dan berpengetahuan dalam mengasuh
dan mendidik anak.
Anak-anak bukan menggelinding keluar
dari dalam telur Kinderjoy ya, Bun.
Buku Parenting, Pengalaman Pengasuhan
Menariknya, banyak pula ibu-ibu dari
berbagai latar belakang pendidikan menulis buku parenting pernikahan dan atau
pengasuhan anak.
Umumnya, tulisan mereka tentang
pengalaman mengasuh dan mendidik anak-anak di rumah, plus pembelajaran yang
mereka dapatkan.
Yup, dalam setiap proses pengasuhan
itu ada hikmah dan pembelajaran yang bisa diambil, bagi yang mau berpikir dan
membuka hati.
Misalnya buku-buku ini:
- Ordinary Mom (Triani Retno. Penerbit Luxima).
- Bahagia Ketika Ikhlas (Rena Puspa. Penerbit Elex Media
Komputindo).
- Nyebur ke Dunia Anak (Liza Permasih. Penerbit Kaba Media
Internusa).
- Happy Mom (Fita Chakra. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama)
- Baby Traveler (Ida Mulyani, dkk. Penerbit
Delasarfa Book)
- Parenting Sharing (Ibu Ninda. Penerbit B Publishing)
- Catatan Parenting: Mendidik Karakter
dengan Karakter (Ida S. Widayanti. Penerbit Arga Tilanta)
Buku-buku parenting ala ibu-ibu ini umumnya ditulis dengan bahasa yang ringan dan mengalir. Tema yang dibahas pun dekat dengan kehidupan ibu-ibu Indonesia pada umumnya.
Tidak perlu mengerutkan kening ketika membacanya sehingga bisa dimasukkan sebagai buku yang cocok dibaca untuk me time.
Setiap orang memiliki pengalaman
berbeda dalam mengasuh anak. Pun berbeda pengalaman ketika menerima pengasuhan
dari orangtua.
Pengalaman, perenungan, dan
pembelajaran dalam keluarga sehari-hari itulah yang ingin dibagi kepada para
pembaca.
Buku-buku parenting pernikahan dan pengasuhan anak. |
Bukan sekadar menulis jurnal syukur di buku harian yang hanya bisa dibaca sendiri,
melainkan membagikan pengalaman dan pembelajaran berharga tersebut kepada
banyak orang.
Misalnya pengalaman mengasuh anak berkebutuhan khusus, anak indigo, anak
yang hafiz Quran, atau cerdas istimewa.
Memang, tidak ada tips yang begitu
jitunya hingga berhasil 100% pada semua orang. Namun, membaca pengalaman
orang-orang akan memberikan masukan berharga.
Kegagalan orang lain bukan untuk kita
tertawakan, melainkan untuk dijadikan pelajaran.
Masalah-masalah yang dihadapi ayah
ibu lain ketika mengasuh anak bukan untuk memancing jiwa julid kita, melainkan
sebagai masukan bagi kita agar tidak bingung ketika menghadapi masalah serupa.
Bersyukurlah jika anak kita tak
pernah menjadi korban bullying di sekolah. Namun, membaca pengalaman orangtua
yang anaknya menjadi korban akan membuka wawasan kita, menumbuhkan empati,
serta bisa menyiapkan langkah antisipasi.
Usia kita terlalu singkat untuk mengalami sendiri semua hal yang ada di dunia. Namun, kita bisa belajar dari pengalaman orang lain.
Dalam pengasuhan anak, dalam menjadi
ibu dan istri yang bahagia, dalam mendampingi tumbuh kembang anak, kita bisa
belajar dari berbagai buku parenting. Baik yang ditulis oleh pakarnya maupun
pengalaman para orangtua lainnya.
Cheers,
Wkwk.. Prolognya bikin gedeg yah mbak. Aku liat cover artikelnya kok malah mupeng ya, bujunya kek bagus bagus gitu hihi..
BalasHapusMenurutku ilmu parenting memang cukup luas, bukan sekadar soal mendidik anak. Tapi lebih dari itu.
Betul, Kak. Pembaca buku memburu topik yang berbeda, ga semuanya pengin jualan atau investasi saham. Parenting juga penting, penting banget malah, karena menyiapkan anak sebelum terjun ke masyarakat. Buku karya Ayah Edy dan Elly Risman makanya selalu laku karena banyak yang butuh. Orangtua terbantu karena ga semuanya siap saat menikah dan menjadi ortu.
BalasHapussaya udah pernah baca itu yang danish way of parenting. bagus banget, saya sampai nangis wakakak karena ada bagian2 yang cukup nyentil sih
BalasHapusBeberapa buku itu udah ada di rak bukuku hehe. Yaa ortu zaman sekarang kyknya belajranya juga dari buku sih, selain jga dari grup2 komunitas :D
BalasHapusSuka kalau tulisannya itu mudah dipahami dan relate sama kehidupan sehari2 :D