Sinopsis Rumah Teteh
Hal misterius datang silih berganti,
menuntun kami untuk bertemu Teteh di rumahnya. Dua tahun lebih menghadapi
banyak kejanggalan yang mencekam dan menakutkan, menjadi fase hidup yang tidak
akan pernah terlupakan.
Teteh, sosok dengan garis nasib yang
menggurat sampai ke nadi, menghadirkan perih di tempat yang terdalam.
Perasaannya menjerit menembus dua sisi alam, seperti sedang mencari jawaban
dalam kesendirian. Kami mendengar dan merasakan semuanya, di Rumah Teteh.
Data Buku
Judul: Rumah Teteh
Pengarang: @BriiStory
Penerbit: Pastel Books
Tahun terbit: Juli 2019
Tebal halaman: 232 halaman
ISBN: 978-602-6716-51-4
Harga: Rp 75.000.
Feels Familiar
Ahahahah... serius. Membaca buku ini
rasanya familier banget bagiku. Bukan karena aku pernah satu kosan sama
Brii dkk. Bukan. Kenal juga enggak.
Ketika Brii masuk ke PTN di Dipati Ukur
itu, aku udah lulus. Itu pun fakultasku bukan di Dipati Ukur melainkan di
Jatinangor.
Rasa familier itu karena aku dan keluargaku
pernah mengalami gangguan serupa (tapi tak sama). Di rumah juga. Bertahun-tahun
juga. Bahkan jenis "mimpi" seperti yang dialami Brii pun pernah
kualami. Namanya mimpi astral. Mimpi tapi keseret masuk ke alam astral.
Membaca Rumah Teteh yang berlokasi di
kotaku, Bandung, pun otomatis membuatku menerka-nerka lokasinya.
Kawasan Jalan Cikutra. Bukan jalan
utamanya tapi jalan di sisi Cikutra. Beraspal. Mobil bisa masuk. Cukup ramai.
Di manakahhhh itu lokasi tepatnya?
Halah! Jadi kepo gini kan!
Horornya Cerita Horor
Bagiku, ada tiga hal yang bikin
cerita horor terasa horornya.
1. Penulisannya rapi.
Tulisan horor yang viral di dunia maya
baru-baru ini kurang terasa efek seramnya bagiku karena banyaknya typo,
penggunaan tanda baca yang ngawur, dsb. Entah kalo udah jadi buku. Sekarang
lagi proses terbit di sebuah penerbit besar, kan.
2. Kedekatan lokasi.
Makin deket lokasinya, makin familier
tempatnya, makin merinding bacanya.
3. Waktu membaca.
Bacanya malam-malam, terus tiba-tiba
hujan deras plus mati listrik. Kelar deh gw!
Rumah Teteh terasa horor bagiku karena nomor 1 dan 2 terpenuhi. Nomor 3 gak perlu dicoba. Ngebayanginnya aja aku udah stres duluan.
Eh, ada sedikit ganjelan teknis sih di
Rumah Teteh. Di beberapa halaman ada pemenggalan kata yang salah serta
penggunaan huruf besar yang keliru setelah tanda petik tutup.
Tak ada buku yang tak retak oleh typo :) |
Kalau mata kalian nggak auto nyari typo
kayak aku (padahal aku pengennya baca doaaaang sekadar buat refreshing),
kayaknya nggak bakal nyadar sih.
Tapi dibandingkan dengan tulisan asli
Brii di Twitter, yang di buku ini sudah jauh lebih rapi dan nyaman dibaca.
Oya, sebelum aku posting resensi
suka-suka ala Ada Resensi ini, ada teman bertanya di FB, "Gaya
berceritanya lompat-lompat nggak?"
Kalau di Twitter kan sering ada kalimat
- Ntar deh gw ceritain tentang ini.
- Lihat thread gw sebelum ini deh.
- Yang belum kenal sama Teteh, baca thread ini dulu deh.
Brii beruntung, Rumah Teteh diterbitkan
oleh Pastel Books (Grup Penerbit Mizan). Grup Penerbit ini memiliki
editor-editor yang bisa diandalkan. Satu-dua typo yang lolos mah wajar.
Yang menarik, editor, layouter, dan
ilustrator buku ini katanya "diganggu" pas menggarap naskah Rumah
Teteh. Aku baca soal gangguan ini di cuitan Brii (Helow, Briiiii. Folbek aku
yak).
Aku pernah nulis nih tentang Pengalaman Mengedit Cerita Horor. Iya, apes banget
mengalami gangguan-gangguan begitu.
Lompat-lompatan dan kasih link ke sana
ke sini ala tulisan di Twitter, FB, dan blog itu udah nggak ada. Cerita Rumah
Teteh jadi lebih runtut, lebih mengalir, lebih enak dibaca, dan lebih terasa
seramnya.
Siapakah Teteh?
Jelas, Teteh ini adalah seorang
perempuan Sunda. Tapi, siapakah Teteh yang menjadi titik sentral dalam buku
based on true story ini?
"...Teteh penghuni rumah ini juga,
tapi jarang kelihatan." (halaman 174).
Gitu jawaban Brii ketika Rai
bertanya-tanya tentang Teteh yang menerima teleponnya dan menunjukkan
ancer-ancer menuju rumah, yang membukakan pintu rumah, yang memberi tahu letak
kamar Brii padanya, yang menunjukkan di mana kamar mandi ketika Rai hendak
berwudhu....
Siapa Teteh terungkap setelah kedatangan
Rai. Dan aku, menarik napas panjang ketika menemukan beberapa persamaan
antara aku dan Teteh....
Heran ya. Kenapa sih perempuan cantik,
lembut, kalem, dan sabar tuh malah disemena-menain sama laki-laki? #nangiskejer
Karena aku nangis kejer, resensinya
udahan aja ya. Dadah!
Resensi suka-suka lainnya bisa dibaca di sini:
Resensi suka-suka lainnya bisa dibaca di sini:
Hahahaa kalau baca buku gini biasanya saya baca epilog, halaman tengah sama prolog nya teh
BalasHapusSepertinya seru ya bukunya saya jadi penasaran sama cerita lengkapnya.. Jadi kangen kan saya dah lama banget gak main2 ke toko buku
BalasHapusWaduh saya baca ini tengah Malam, jadi membayangkan yang horror. Saya jarang sih baca cerita horror takut kebayang terus, tapi baca resensi ini buat saya penasaran lanjutannya.
BalasHapusHihihi berakhir curhat
BalasHapusEniwei saya setuju banget :
Makin deket lokasinya, makin familier tempatnya, makin merinding bacanya.
Rasanya "masuk" ke kisah 😁😁😁
Mbak Triani,, sebenarnya si "teteh" itu ga akan berusaha eksis ama kita kok ya kl ga ada sebabnya hehe... tfs resensinya... saya ga pernah baca horor Mba, genre bacaan sy kl gak nonfiksi, romcom haha
BalasHapusAku mah borangan teteh ga pernah mau baca buku seperti ini hehe... itu curhatnya dalem banget xixixi...baydewey eniwei luv luv resensi ini...
BalasHapuskok diputus sih nulis resensinya, kan saya jadi penasaran!
BalasHapusPenakut seperti aku selalu menghindari genre horor kak ahaha
BalasHapusWah ini agak serem tapi ada misteri2nya gtu ya? Udah lama gak baca novel genre gini saya jadi kepengen nyari juga hehe, biar hidup seruan dikit gak monoton gara2 di rumah aja hehe
BalasHapusCerita horor, aku tuh suka kebawa perasaan kalau baca genre begini apalagi kalau malam2. Dan ga tau kenapa kayanya belum berani untuk menulis kisah misteri gitu
BalasHapusSoalnya sering denger suka ada hal2 di luar dugaan yg suka terjadi
Cerita horor ya Teh? Bacanya mesti siang-siang nih.
BalasHapusOh ya, kapan hari saya nemu akun twiter sese-indihome yang setiap hari ditemani hantu bernama Lasmi. Wkwkwk...
Mungkin saya versi reinkarnasi Lasmi yang onoh.
Yaaaaaah, kok udahan sinopsisnya, teh. Kalau gini kan jadi makin penasaran aku kalau sinopsis nggantung gini. Sudah waktunya aku baca sendiri kali, ya.🤭
BalasHapus