Resensi Novel Hujan . “Pertanyaan pertama,
apa yang ingin kamu hapus dari memori ingatanmu, Lail?”
Ruangan itu lengang.
“Lail, kamu
mendengarku?” Elijah bertanya lembut. Gadis di hadapannya masih menunduk.
Gadis itu mengangkat
wajahnya, menyeka ujung matanya yang berair – di sejak tadi menahan sesak.
“Tidak apa kalau
kamu ingin menangis.” Elijah menatap bersimpati, sambil mengetukkan jarinya di
tablet layar sentuh. “Ini akan menjadi tangisan terakhirmu. Aku janji.”
Satu menit lengang.
“Apa yang hendak
kamu lupakan, Lail?” Elijah kembali bertanya.
Lail menjawabnya
dengan suara serak, “Aku ingin melupakan hujan.”
Novel Kedua Tere Liye
Hujan adalah novel
Tere Liye kedua yang kubaca. Novel pertamanya yang kubaca ada The Gogons. Novel
itu terbit sebelum Tere Liye ngetop. Kapan-kapanlah aku review, kalo inget. Sekarang resensi novel Hujan aja dulu.
Iya, aku bukan jenis
pembaca yang gampang tergiur dengan embel-embel best seller.
Memangnya kalo best
seller aku harus banget baca gitu? Memangnya kalo penulisnya ngetop aku harus
baca? Gimana kalo pengen baca buku biasa-biasa aja yang kutemukan di rak obral?
Apa kastaku jadi lebih rendah?
Nggak! Aku mah baca
yang aku suka aja.
Novel Hujan yang
kumiliki ini cetakan ke-28, terbit bulan Desember 2016. Cetakan pertamanya
bulan Januari 2016.
Ini sungguh wow! Aku
sampai nggak berani ngebayangin royaltinya. Takut pingsan melihat deretan angka
nolnya.
Hujan-lah yang
membuatku jatuh cinta pada karya-karya Tere Liye. Well, katakanlah aku
mendapatkan buku yang tepat untuk membuatku jatuh cinta. Tapi hm … ada juga sih
yang aku nggak suka.
Resensi novel Tere Liye yang lain:
Bencana Super Volcano
Hujan adalah sebuah novel
science fiction. Sebuah novel futuristik yang jujurly, bikin aku merinding.
Nggak! Nggak horor, kok. Tapi aku merasakan imajinasi berdasarkan riset di
sini.
Iye, kekuatan yang
dirasakan. Seperti aku merasakan rindu yang kamu bilang dan nggak kamu bilang
ke aku. #abaikan
Maksudku gini.
Contohnya prakiraan cuaca. Kenapa di kota A bisa diprediksi besok akan hujan
dan di kota B akan cerah ceria? Itu kan ada ilmunya. Termasuk melihat kondisi
sekarang dan pergerakan angin.
Nah, kayak gitu yang
kurasakan ketika membaca novel Hujan ini.
Adalah Lail, tokoh
utama novel ini. Seorang ABG yang hidup pada tahun 2042.
21 Mei 2042. Pada
pagi lahirnya manusia ke-10 miliar itu, Lail sedang dalam perjalanan ke sekolah
dengan kereta bawah tanah ketika gempa berkekuatan 10 Skala Richter
mengguncang.
Hanya Lail dan Esok
yang sempat menyelamatkan diri. Ratusan penumpang lainnya terkubur 40 meter di
bawah tanah. Termasuk ibu Lail.
Kota Lail dan Esok
rusak parah. Pulau tempat ayah Lail bekerja bahkan terhapus dari muka bumi
akibat leutusan gunung purba. Supervolcano. Tsunami setinggi 40 meter menyapu bersih
daerah pantai.
Setelah bencana
dahsyat itu, kehidupan tak sama lagi. Namun, Lail dan Esok harus bertahan
hidup.
Novel Science Fiction yang Apik
Novel dengan alur
maju mundur cantik ini membuat aku tak
bisa berhenti membacanya. Ceritanya apik, penyajiannya menarik. Jadi tertarik untuk bikin resensi novel Hujan ini deh.
Bagiku, novel ini
bukan tentang “ending-nya gimana” tapi tentang jalinan cerita secara
keseluruhan dan perenungan.
Beberapa temanku tak
suka novel ini. Kata mereka, ceritanya terlalu mahiwal. Tapi bagiku novel ini
justru sangat menarik. Apa karena aku juga manusia mahiwal ya? Hehe….
Seleratif subjektif
banget, emang. Seperti aku sering flat banget kalau ada yang heboh memuji
betapa bagusnya novel ini itu.
Kalau kamu suka
novel science fiction yang membumi, bacalah Hujan. Bagiku, novel ini begitu
membumi. Bencana dahsyat dan kerusakan yang ditimbulkannya seolah-olah terjadi
di depan mata.
Data Buku
Judul: Hujan
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Desember 2016
Cetakan : 28.
Tebal: 318 halaman.
ISBN: 978-602-03-2478-4
Butuh referensi bacaan lagi? Bisa cek resensi buku fiksi dan non fiksi ini ya:
Cheers,
www.adaresensi.com
Buku Tere Liye always bagus banget ya... Hujan, bumi, ah semuanya. Novel hujan aku pernah baca tapi udh lama, kadang saking bagus suka aku baca ulang. Hehe
BalasHapusAku belum pernah baca yang hujan ini. Kalo cek di ipusnas ngantri mau pinjamnya lamaaa banget..
BalasHapusSaya suka baca aja nih kata katanya yang bagus tapi baca secara khusus belum. Makasih infonya ya bisa buat jadi referensi baca saya nih
BalasHapussuka sama novel science fiction begini, ah mau belii. makasih reviewnya mba. mumpung lagi di rumah aja, lagi banyakin baca buku hihi
BalasHapussuka sama novel Tere Liye, dan novel ini pernah juga saya baca, tapi lupa untuk buat resensinya.
BalasHapusMenarik sepertinya untuk memiliki buku Tere Liye. Dari ulasan di atas saja menggambarkan sentuhan penulis yang membawaku untuk ikut membaca buku tersebut.
BalasHapusAku belum pernah baca novel ini Mba Tria, tapi punya 3-4 novel lamanya, seperti Hafalan Shalat Delisa, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Moga Bunda Disayang Allah, dan termasuk The Gogons itu juga ada di perpus rumahku. Dulu rajin banget baca baca. Tapi sejak 2014, tepatnya setelah punya anak, langsung menurun drastis. Hehehe
BalasHapusSaya bukan pembaca novel tapi pernah membaca beberapa buku tere liye yang ceritanya selalu segar padahal rilis bukunya berdekatan
BalasHapusTapi Tere Liye punya sentuhan pribadi yang mencirikan karya beliau
Aku baca beberapa bukunya Tere Liye seperti Bumi tapi yang ini belum
BalasHapusDuhhh novel ini tuh bikin baperr ga abis-abis dan sampai detik ini aku masih ingat banget alir ceritanya dari Novel Hujan ini
BalasHapusTiap kali baca Tere Liye bikin kita mager aja bila blm kelar baca semua
BalasHapuskalau sekilas melihat dari covernya nggak nyangka kalau Hujan ini science fiction ya kak, aku blm pernah baca semuanya sih yg ada elemen2 kaya hujan bumi matahari gitu XD
BalasHapusDari baca resensinya, kelihatannya bagus. Saya sudah lama tak membaca karya Tere Liye.
BalasHapusSeingat saya ruhnya kurang. Tapi juga karena sekarang saya lebih suka baca nonfiksi.
Menarik banget ya bukunya belum sempat baca nih, makasih ya jadi tahu ttg bukunya
BalasHapusTere liye memang bangus karya2nya, aq jg ikutin dia disosmednya
BalasHapusNovel tere liye ini yamg judul Hujan aku belum baca. Suka sama novel tere karena banyak filosofi hidup yang bisa diambil maknanya
BalasHapusaku belum kelar baca novel ini, entahlah saya lebih suka menunggu kalo difilmkan saja, moga bisa nonton yang sama persisi adopsinya
BalasHapusBelum sempat baca novel ini, baru sempet lihat covernya aja di perpus dan nanti kalo ke perpus mau baca ahhh
BalasHapus