Sinopsis Pink Project
Puti Ranin berang sekali
ketika Sangga Lazuardi menyerangnya di ruang publik, di koran. Sangga
mengejeknya sebagai katak dalam tempurung yang mencoba berceloteh tentang
dunia! karena berani memberi penilaian terhadap lukisan tanpa pengetahuan yang
memadai.
Bah! Dia memang awam dalam soal seni, seni lukis khususnya, tapi apakah itu
berarti dia tidak boleh mengapresiasi sebuah karya? Dan baginya, lukisan Pring
menyentuh kalbunya. Sangga Lazuardi sangat pongah.
Kesombongan lelaki itu
membuat Puti mati-matian membela dan mengagumi Pring, pelukis yang dicela
Sangga.
Namun yang tidak dimengertinya... Sangga Lazuardi selalu muncul dalam setiap langkah hidupnya.... Bagai siluman, Sangga selalu muncul di mana pun dirinya berada. Apa yang diinginkan lelaki yang telah menghinanya habis-habisan itu?
Namun yang tidak dimengertinya... Sangga Lazuardi selalu muncul dalam setiap langkah hidupnya.... Bagai siluman, Sangga selalu muncul di mana pun dirinya berada. Apa yang diinginkan lelaki yang telah menghinanya habis-habisan itu?
Ada Resensi
Saya kenal penulis novel
ini dalam sebuah pengumuman pemenang lomba novel di Jakarta tahun 2005. Dia
juara 1, saya juara harapan 3.
Sejak baru akan membaca novel ini, harapan saya sudah melambung tinggi. Penulis berkualitas juara. Logo penerbitnya pun tak tanggung-tanggung. Gramedia Pustaka Utama.
Sejak baru akan membaca novel ini, harapan saya sudah melambung tinggi. Penulis berkualitas juara. Logo penerbitnya pun tak tanggung-tanggung. Gramedia Pustaka Utama.
Tapi ternyata, saya
menyesal membaca novel ini.
Novel ini membuat saya menangis. Mengingatkan saya pada seorang laki-laki serupa Pring. Begitu serupa. Rasa sepi yang ditutupi dan hanya terbaca oleh hati, juga sikapnya….
Novel ini membuat saya menangis. Mengingatkan saya pada seorang laki-laki serupa Pring. Begitu serupa. Rasa sepi yang ditutupi dan hanya terbaca oleh hati, juga sikapnya….
“Aku mencintaimu. Sangat menyayangimu. Ingin selalu di dekatmu. Tapi aku nggak ingin keinginanku itu membuatmu menderita. Aku nggak bisa memintamu jadi pacarku, apalagi istriku.” (halaman 179)
Dari paragraf itu saya
sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Pring. Dan tebakan saya terbukti benar
pada beberapa halaman berikutnya.
Pring hanya tokoh novel. Namun, laki-laki dalam hidup saya itu nyata dan nyata telah wafat 20 pekan lalu,
meninggalkan duka yang entah kapan akan terlerai.
Tapi ternyata Retni tidak
berhenti pada wafatnya Pring. Cerita masih berlanjut….
Novel ini bagus. Manis, mengalir lincah. Sesuai dengan kualitas penulis dan penerbitnya.
Novel ini bagus. Manis, mengalir lincah. Sesuai dengan kualitas penulis dan penerbitnya.
Identitas Buku
Judul:
Pink Project
Penulis:
Retni SB
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar
Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.