Sinopsis Himitsu
Dear my
book! And semua orang yang diem-diem baca buku diary-ku. Pernah nggak sih,
punya sohib kental yang memiliki tanggal lahir yang sama, hari lahir yang sama
di tahun yang sama, dan juga rumah sakit yang sama?
Hihi …
ini bukan kebetulan lho, tapi aku punya! Dulu dia tinggal di samping rumahku,
kami berteman akrab. Setidaknya sampai naik ke kelas lima SD. Namanya Tya.
Anaknya lucu, rame, nggak kayak aku yang pendiam. Setiap kami ulang tahun pasti
selalu dirayain bareng-bareng.
Tapi Tya
jahat, deh! Masa sebelum dia pindah rumah, dia ngerebut boneka kodok
kesayanganku. Sekarang aku kesepian karena aku nggak bisa meluk bonekaku lagi,
dan, dan … aku lebih kesepian karena Tya sudah pergi jauh.
Eh, eh…
Kita kan sudah buat janji bersama. Kami janji akan membuka hadiah ulang tahun
ketujuh belas kami yang dikubur di bawah pohon mangga bersama-sama. Dikubur di
bawah Pohon Mangga? IYA! Aneh memang, tapi semua itu idenya Tya. Emang
rada-rada, ya.
Kira-kira
apa ya hadiah yang dikubur Tya untukku? Uuuu … rasanya nggak sabar deh sampai
usiaku tujuh belas tahun, ketemu sahabatku lagi, dan menggali hadiah kami! Aku
penasaran berat!!!
Ada Resensi
Persahabatan adalah salah
satu tema yang tak pernah habis digali dan dikisahkan. Novel Himitsu ini pun berkisah tentang
persahabatan.
Dua sahabat, Winda dan
Tya, lahir di rumah sakit yang sama pada hari yang sama. Sama-sama anak tunggal
dan tinggal bertetangga. Tya cantik seperti boneka Jepang, lincah, dan banyak
akal. Winda berwajah biasa-biasa saja dan lebih kalem dibandingkan Tya.
Persahabatan mereka
berjarak ketika orangtua Tya bercerai, lalu Tya ikut ibunya pindah ke Surabaya.
Perpisahan itu diwarnai kemarahan Winda karena Tya merebut Kowin, boneka kodok
kesayangan Winda.
Sekian tahun berlalu. Winda
sudah SMA. Bertubuh tinggi besar, berkacamata, wajah berjerawat. Pintar tapi cupu,
tipikal tokoh dalam sinetron. Masih tergila-gila pada kodok dan masih berharap
bertemu lagi dengan Tya, sahabat masa kecilnya.
Meski merasa tak mungkin
Tya jauh-jauh dari Surabaya ke Tangerang hanya untuk menggali kado di bawah
pohon mangga, toh Winda tetap berharap. Keajaiban terjadi. Tya datang lagi.
Namun, Tya yang sekarang bukanlah Tya yang dulu….
Blurb novel ini memang
menggunakan POV (point of view, sudut
pandang) orang pertama. Namun, isi cerita menggunakan POV orang ketiga. Kecuali
dalam buku harian Winda.
Membaca novel ini, saya
sempat menduga Tya itu bipolar karena masalah demi masalah yang dihadapinya
sejak kecil. Jadi tidak puas karena dugaan saya salah 😀
Cerita mengalir lancar. Namun,
secara pribadi saya kurang suka dengan celetak-celetuk penulis ketika adegan
sedang seru-serunya. Rasanya seperti sedang nonton film seru di TV lalu
tiba-tiba iklan.
“Tya aku serius!” wajah Winda merah padam. Apalagi jerawatnya emang lagi panen jadi merahnya tambah merekah kayak bunga sakura (cie!). –halaman 55.
Tya tidak langsung menjawab, dia menatap mata Seto lekat-lekat. Mencari apakah ada belek yang tersisa di sudut-sudutnya (nggak deng!). Tya mencoba menelusuri apakah ada pelangi di bola mata Seto. –halaman 77.
Mengenai isi, novel ini
aman untuk dibaca oleh remaja. Tidak perlu ragu jika ingin menjadikan novel ini
sebagai koleksi perpustakaan atau menjadikanya sebagai hadiah. Cerita tentang
remaja yang hedonis dan mengonsumsi narkoba, justru bagus karena disajikan
berimbang dengan dampak yang diakibatkannya.
Sedikit kekurangan novel ini
bagi saya adalah huruf-hurufnya yang berwarna hijau sepanjang 235 halaman.
Kenapa hijau, ya?
Identitas Buku
Judul: Himitsu, Rahasia
Hadiah Ulang Tahun
Pengarang: Achi TM
Penerbit: Elex Media
Komputindo, 2013
Tebal: 235 halaman
Tidak ada komentar
Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.