Kami bertiga dipersatukan
takdir sebagai lajang terakhir di angkatan SMA. Berusia kepala tiga, kami
senasib sepenanggungan. Kami saling berbagi, saling menguatkan, juga saling
bersaing diam-diam.
Hanya karena “status”,
hidup kami jadi sorotan banyak orang. Kami dipandang sebelah mata. Tapi bagi kami
itu biasa. Digunjingkan, itu tak terlalu memusingkan. Masih juga ditambah harus
melakukan banyak ritual yang tak masuk akal. Dari mencuri kembang melati di
keris pengantin pria, sampai mandi kembang tengah malam. Kami rela melakukan
apa saja, asalkan tidak harus makan beling seperti kuda lumping!
“Jodoh
itu punya waktu dan caranya sendiri ketika menghampiri. So, don’t worry be
happy. Huhuuuy!” (Jani, Rena, Mona)
Ada
Resensi
Netty Virgiantini pertama
kali muncul dengan novel The Kolor of My
Life yang menjadi juara 1 Lomba Cerita Konyol Gramedia 2008. Seperti
keempat pemenang lainnya dalam lomba menulis novel tersebut (Rudiyant, Anindita
S. Thayf, Triani Retno A, dan Iwok
Abqary), Netty juga produktif berkarya.
Three
Women Looking for Love (selanjutnya saya sebut Three Women aja, ya), adalah novel
keempat Netty yang saya baca. Sebelumnya saya membaca The Kolor of My Life, Jodoh Terakhir,
dan Chemistry of Love.
Three
Women, seperti terbaca di sinopsisnya, bercerita tentang
tiga perempuan berusia 37 tahun yang masih melajang. Janitra Kusumadewi (Jani),
pemilik toko batik “Rumah Batik”. Bungsu dari tujuh bersaudara (dan ini
mengingatkan saya pada si penulis yang merupakan bungsu dari delapan
bersaudara).
Tokoh lainnya adalah
Renata Nefita Wijaya (Rena). Anak tunggal dari mama yang Jawa dan papa yang
keturunan Cina. Memiliki usaha pengiriman beras ke luar kota. Tipikal pekerja
keras dan pedagang tulen, tetapi temperamental.
Satu lagi adalah Monawati
Rahayu (Mona). PNS yang masuk melalui jalur khusus karena bapaknya adalah
mantan pejabat yang punya banyak relasi. Anak sulung dari tiga bersaudara.
Cerita dalam novel ini
mengalir lancar dan cepat. Dikisahkan dari sudut pandang (point of view – POV)
Jani, bergulirlah cerita tentang pencarian jodoh bagi ketiga sahabat ini. Dari
sahabat sampai kerabat sibuk mencarikan jodoh. Sibuk mengusulkan ini dan itu
agar enteng jodoh.
Dari ketiga sahabat itu,
Mona yang paling tertekan. Selain karakternya yang memang supersensitif, juga
karena posisinya sebagai anak sulung yang dilangkahi menikah oleh adiknya. Lengkaplah
sudah. Tak heran jika Mona pun sering mengajukan usul yang aneh-aneh demi
mendapatkan jodoh.
Persahabatan tiga
perempuan lajang ini sempat renggang ketika mereka jatuh cinta pada laki-laki
yang sama. Satria, si ganteng teman SMA mereka yang juga masih lajang.
Persaingan mereka tak berlangsung lama karena Satria menikah dengan gadis lain.
Perjuangan mencari jodoh
belum berakhir….
Bagi saya, bagian paling
makjleb dalam novel Three Women ini
adalah ketika Jani dan Satria sama-sama mengungkapkan rahasia hati mereka.
Rahasia bahwa Jani jatuh cinta pada Satria dan Satria mencintai Jani ketika
mereka sekelas di SMA. Rahasia yang terpendam puluhan tahun dan terungkap tiga
bulan setelah Satria menikah.
Kalau kamu mencari novel
amore, novel chicklit, atau sejenis itu yang seting lokasinya bukan di kota
besar (terutama Jakarta) dan memiliki sentuhan lokalitas, kamu wajib membaca
novel yang sepenuhnya berlokasi di Magetan (Jawa Timur) ini.
Identitas
Buku
Judul Buku: Three Women
Looking for Love
Pengarang: Netty
Virgiantini
Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama, 2012
Tebal: 270 halaman
Tidak ada komentar
Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.